Jumat, Januari 17, 2014

Bukan Rindu Istri Kedua (2)

episode: Bahagia Itu Tidak Sederhana

Awal Januari lalu jantungku hampir dibuat lepas. Bukan kepalang, berita bahagia berturut-turut menghampiri. Rasa syukur yang teramat besar tentulah aku lantunkan untuk Tuhan Maha Besarku, Allah SWT. Tiada yang lain, sebab karena-Nya perasaan bahagia yang meluap-luap itu akibat berkah yang Dia berikan.

Salah satunya adalah berita tentang pernikahan. Membaca kata ‘pernikahan’ saja sudah membuat cemerlang perasaan apalagi jika yang memberikan kabar itu saudara, sahabat atau kakak sendiri.

Kabar super bahagia ini diketik langsung oleh calon mempelainya kala itu. Ia kirim satu persatu rangkaian kata-kata bahagia ke dalam ponselku, pada aplikasi yang tengah populer dipakai oleh umat manusia diseluruh dunia. Huruf demi hurufnya aku baca, rasanya begitu membuai sanubari, tak ingin aku lewatkan bahkan ejaannya pun tak ingin kulewatkan.

Isi Pesan "Butuh bantuan ollid bla bla bla bla" tidak termasuk berita bahagia.  :p

Begitu isi pesan yang Ia kirimkan. Tentu saja perlahan aku membacanya, memang sedikit terkejut. Tak bukan sebabnya adalah seringkali jika sudah bercanda pasti hal menikah tahun depan adalah andalan. Begitulah komunitas kami, candaan selalu berupa doa yang baik-baik. O:)
Berita menikah ini sempat kuanggap candaan dia saja. ternyata untuk kali ini tidak, ini bukan main-main. Ini ialah berita paling serius, paling benar-benar disampaikannya dengan serius (meski diiringi dengan sedikit candaan).

Kabar menikah ini datang dari saudariku Susi Nurvianti, biasa aku menyapanya kak Susi. Mengenalnya berawal ketika hendak mengadakan acara amal berbagi buku dan mendirikan perpustakaan di Sekolah dekat kota Pontianak, dekat dengan Komunitas Kaum Marjinal di TPA Batu Layang. Kak Susi bagiku ialah sosok yang tegas, Ia selalu mengatakan kepadaku hal-hal dunia yang harus diseimbangkan dengan akhirat. Sosoknya juga sangat lemah lembut. Meski merupakan anak paling bungsu, tak ada celah kulihat Ia menjadi sosok yang manja. Kak Susi sangat Mandiri.

Lekas sehabis kegiatan itu, tak beberapa lama semakin aku mengenal kak Susi sebagai wanita pekerja keras. Ia selalu pamit tiba-tiba karena hendak memberi perkuliahan. Profesi kak Susi ini adalah Dosen di Universitas Negeri di Pontianak. Muaranya, keseringan bertemu bersama teman-teman lain dan barang tentu kak Susi. Aku, Kak Susi dan Kak Mia (akan kuceritakan di edisi lain) bergabung mendirikan usaha yang kini kami menjadi berempat ditambah Fadly (akan kuceritakan edisi lain juga). Usaha kami bernama SUMAMI, mimpi-mimpi kami tertuang disini.

Seperti halnya rejeki dan kematian yang merupakan rahasia paling abstrak pun menikah, ketiganya sama. Belum ada didunia ini bisa menebak rejeki, kematian dan jodoh, entah berapa jumlahnya, entah kapan datangnya dan entah pada siapa cintanya berlabuh. Barangkali Bahagia termasuk dalam kolom rejeki. Ya begitulah kabar bahagia, datang tiba-tiba melalui orang-orang yang tak terduga pula. Jika ada orang yang mengatakan bahagia itu sederhana, tidak bagiku. Bahagia tidak sederhana. Bahagia itu bisa jadi luar biasa, penuh makna, penuh perasaan apa saja. Bahagia ialah mantra, sekejap air mata jadi senyum paling lebar sedunia. Kesimpulannya, tidak ada bahagia yang sederhana. Bahagia selalu luar biasa, selalu menjadi perumit perasaan.


Pernikahan kak Susi ini adalah sebuah rejeki, untuk keluarganya, untuk teman-teman disekelilingnya dan sudah tentu untuk dirinya sendiri. Bagaimana tidak, berkah yang teramat pasti dirasakan keluarganya saat ini. Anak bungsu dan yang satu-satunya belum menikah, kini melepas lajangnya bersama lelaki teman SMAnya. Sudah pasti tepat untuknya, sudah Ia kenal dahulu, tahu baiknya dan buruknya bersama, tak canggung lagi berdua kelak. Sedikit paham sudah mengenal diri masing-masing.


Jika kak Susi membaca ini, harapanku jangan kau teteskan air mata karena bahagia ( :P) sebab jika bahagia tersenyumlah, tak banyak didunia ini yang perlu ditangisi. Semoga pernikahan ini jadi titik awal hidup kakak yang paling berarti. Memulai keluarga kecil bersama yang dicintai, dijadikan dua insan yang paling bahagia didunia ini, kelak dikaruniai anak yang elok akhlak dan rupa dan diberkahi cukup rizki.

NB: Beginilah kalau sudah rindu mereka, teman-teman di Pontianak. Menulis ialah salah satu obatnya. 

Sabtu, Januari 04, 2014

Bukan Rindu Istri Kedua (1)

"sejauh apapun kita pergi, rumah adalah tempat paling tepat untuk kembali."
Ungkapan yang benar adanya, bagi saya ini adalah ungkapan yang tak dapat kita sangkal, bahkan seperti apapun kondisi 'rumah' kita itu.
Rumah bak induk, kita adalah anaknya. Kemanapun kita pergi, takkan kita pergi selamanya, ada waktunya kita (pasti) akan kembali pula- ke rumah. Kemana lagi? tak mungkin kita kembali ke tanah orang, bukan?

Bagi saya rumah adalah segala-galanya, namun sebagai anak lelaki yang bungsu pula. Saya ingin terbang jauh, pergi kemana saja, bahkan jika ada ujung dunia sekalipun.

Potluck Party: Jika sudah tutup Tahun, Member Klub akan mengadakan Potluck Party. Acaranya macam-macam dari mulai ngasi award, makan-makan, games sampai ada fashion show. Setiap tahun selalu bertema, Tema tahun 2013 kemarin Army. Saya tidak ikut :(



Publikasi kali ini, saya tak ingin menceritakan rumah saya. Mungkin bisa dikatakan Rumah saya yang sebenarnya. Saat ini, saya sedang rindu-rindunya pada rumah kedua saya, rumah yang selalu jadi tempat saya belajar, bercengkrama denga para pemimpi, bercanda yang tak ada habisnya, hingga membuat permain-permainan baru yang belum pernah saya temukan sebelumnya. Saya ingin kalian tahu rumah kedua saya ini. Rumah yang penuh dengan kebaikan, penuh dengan semangat, penuh dengan orang-orang yang saat kita jatuh, mereka bantu kita bangkit, saat kita diatas, mereka ingatkan kita agar jangan pongah, saat kita setara, kita bekerjasama. Saya bertemu dengan orang-orang ajaib ini, saya kadang kala menghabiskan waktu yang tak terhitung detiknya lagi bersama mereka.

Program Iseng Excellence English Club : Mengajakr Mengumpulkan buku untuk adik-adik dengan akses pendidikan yang kurang lalu mendirikan perpustakaan mini. Sampai kini masih ada.
Excellence English Studio, saya lupa detailnya seperti apa saya terjerumus bertemu mereka satu persatu ini. Tapi, saya coba ingat pelan-pelan. Waktu itu, saya tengah didesak oleh deadline tugas kantor untuk mencari seekor, maksud saya seorang figure Perempuan yang menginspirasi. Waktu itu, kami satu tim tidak ada ide. Lalu karena saya waktu itu hendak mengikut seleksi pertukaran pemuda namun kandas karena malas mengurusi berkas, alhasil usut punya usut teman saya ikut dan dia lolos. Lalu saya hubungi dia, kebetulan dia bukan perempuan namun saya sudah dengar sepak terjang para pesohor yang menyeleksi. Salah satunya saya hanya tahu, tapi tak kenal. Saya minta kontak pada teman saya itu. Oiya, teman saya itu namanya Feby Dayono, dia juga salah satu pemuda yang keren menurut saya. Jika tak kenal dia mungkin saya tak kenal orang-orang ini.

Singkatnya, kak Feby biasa akrab saya sapa begitu memberikan kontak Perempuan yang saya jadikan referensi untuk Deadline kantor ini. Dua tahun lalu saya bekerja sebagai wartawan disalah satu koran terkemuka di Kalbar. Jadilah, itu tugas kantor saya, Menulis.

Saya coba hubungi kontak tersebut, nada telpon tersambung namun belum juga diangkat.
"Asslamualaikum, Halo. . ." Kata suara disebrang telpon itu.
"suaranya merdu," ujar saya dalam hati.
"Walaikumsalam, benar dengan Mbak Elisa?" Kata saya.
Saya ceritakan panjang lebar mengenai diri saya, bagaimana saya dapat kontak dia dan akhirnya dia menyetujui untuk diwawancara dan diangkat figurnya untuk Kolom saya minggu itu.

 Tibalah jadwal saya mewawancarai, Dia minta untuk bertemu di kantornya (yang jadi rumah kedua saya itu) namanya Excellence English Studio, berada di lingkungan perumahan, sepetak halaman berada didepan tidak begitu luas namun cukup membuat bangunan itu terlihat seperti rumah. Pada halaman itu juga terdapat papan naman lembaga kursus bahasa inggris yang murah namun tak murahan itu.

"Assalamualakum," Ucap saya sambil mengetuk pintu.
"Walaikumsalam, silahkan masuk." kata Mbak Elisa (Sebenarnya saya pangil dia Kak Elisa sih)

Tepat dugaan saya, dia adalah orang yang memang saya ketahui. Dari mulut ke mulut dia sudah tersohor pada waktu saya semester 2 empat tahun lalu. Tersohor karena kepiawaiannya bermain Sape' (dan baru saya tahu setelah dia bercerita dia tidak pandai benar bermain alat musik tradisional Dayak ini).

Hari itu kami mulai dengan berkenalan terlebih dahulu, lalu karena ingin langsung pada kerjaan, saya langsung mewawancarainya dengan cukup lama. Akhirnya dapat juga untuk minggu ini, kata saya dalam hati. Namun meski kewajiban saya untuk mewawancarai telah tuntas, saya masih tertahan disana. Entah kenapa, kami masih bercerita dari mulai hal-hal berbau akademik hingga impian-impian. Kami mulai akrab, kebetulan waktu itu bahasa inggris saya tidak begitu baik. Saya putuskan untuk mengambil kelas. Tapi Dia justru merekomendasikan saya dulu untuk masuk kedalam Klub Bahasa Inggris yang bernama sama, Excellence English Club. Masuklah saya kesana, dalam Klub orang-orang ajaib itu.

Hari pertama saya masuk dalam Klub itu, saya dibohongi habis-habisan. Ada yang mengenalkan diri sebagai mahasiswa kedokteran yang sebenarnya bukan, ada yang mengatakan dirinya masih SMA sampe ada yang mengatakan dirinya Princes. Saya hanya tertawa saja waktu itu.

Lambat laun saya masuk juga akhirnya kedalam kelas Excellence English Studio. Tutor saya adalah Mbak Elisa yang dipanggil Miss Elisa.  Seminggu sudah saya jadi murid Excellence, saya mulai banyak kenal orang-orang dibalik Excellence.

Saya mulai kenal partner dalam business yang digeluti mbak Elisa di lembaga bahasa asing itu. Namanya Mbak Dwi, suaranya tak asing bagi saya. Ternyata memang dia adalah penyiar radio yang cukup sering saya dengar. Tak bisa saya berkata, Elisa dan Dwi ini tak bisa dipisahkan. Wanita yang begitu kompak bahkan candaan mereka kalau bertemu diluar akal sehat saya sebagai laki-laki.

Saya kenal juga salah satu guru yang ternyata teman saya (dikantor saya yang kedua, saya bekerja dua tempat di Koran dan Komisi bentukan pemerintah). Dia ternyata sudah lama bekerja disitu. Rio sebagai tutor paling 'ribut' kalau mengajar. Dia sangat Hyperactive dan senang bernyanyi meski kadang out of tune (piss). 

Lalu saya mulai kenal orang-orang didalam English Klub yang luar biasa ajaibnya. Wanita tangguh, mantan paskibra, Kak Desi. Wanita yang pertama kali berkenalan dengan saya sebagai mahasiswa kedokteran (dan saya percaya) tapi ternyata bukan mahasiswa kedokteran, Kak Mia yang kalau membuat kue lezat sekali. The Commander yang bertubuh besar, saya sering dibully "pendek", Bang Sony. Kak Feby yang pandai berperan antagonis, dia spesialis peran Ibu Tiri Jahat.
(Bersambung)
catatan: Cerita lengkap bersama orang-orang ajaib ini akan ada beberapa episode
heheee tunggu ya. 


Senin, Oktober 28, 2013

Separuh Jiwaku Tinggal

Sebagian besar jiwa saya sekarang masih tertinggal di Oktober tahun lalu, sebagiannya lagi dimasa sekarang. Entah kenapa, saya bekerja tidak terlalu dengan hati. Sedikit saja menghadapi tantangan kerja, saya mulai mengeluh, membanding-bandingkan dan tentu setelah itu saya kerjakan juga.
Tidak ada yang salah sebenarnya dalam pekerjaan saya sekarang ini. Dulu kata orang-orang "biasakan untuk tidak berada di zona nyaman kalian," tapi saya rasa sudah cukup semasa kuliah saya begitu. Waktu kuliah saya tidak hanya dihabiskan belajar, tapi juga bekerja, berorganisasi dan bergaul.
Kembali lagi ke Oktober tahun, bulan yang paling berkesan, bulan yang begitu penuh 'drama' dan bulan awal saat kenangan lainnya tersemai.

Tahun lalu, saya harus memutuskan untuk resign meski saya sudah sangat jatuh cinta dengan pekerjaan saya, ditambah lagi kuliah yang sudah usai. Saya sudah mengenakan toga tanda predikat mahasiswa saya sudah saya buang jauh-jauh. Oktober tahun lalu saya harus berangkat ke Negeri Kangguru, disana belajar tentang 'kehidupan'.
Tanggal 4 Oktober saya naik Garuda, dari Pontianak ke Jakarta. Tanpa perasaan apa-apa waktu itu, euforia sedikit saja karena mau berangkat keluar negeri. Bertemulah saya dengan 17 orang lainnya, dari Aceh, Sumut, Bengkulu, Sumbar, Babel, DKI Jakarta, Jabar, Jateng, Yogyakarta, Jatim, NTB, Kaltim, Sulsel, Sulteng dan Sultra. Bertemu secara resmi karena memang sudah lebih dulu kenal lewat dunia maya.
Singkatnya, kami bertemu berminggu training sebelum keberangkatan dengan berbagia bekal 'tempur'. Lalu kami dilepas untuk berangkat sendiri, tanpa siapa-siapa tanpa arahan apa-apa.

Setibanya kami di Melbourne, sudah disambut oleh panitia yang akan mengorientasi kami terlebih dahulu. Kami dikenalkan dengan transportasi umum, gaya hidup dan sebagainya tentang australia. Selepas berada dalam orientasi kami diberikan lagi kepada pihak lain yang judulnya menjadi Keluarga Angkat kami. Berkesan sekali yang satu ini, hidup dengan orang tua yang lain, warna kulit lain dan budaya yang lain. Saya hidup berdua dengan saudara Indonesia saya disini. Jadwal setiap minggunya, senin promosi budaya disekolah-sekolah australia, selasa-jumat bekerja (magang).
Tiga minggu berlalu, kami harus pindah lagi dan rasanya saya sudah ahli sekali dalam mengepak barang-barang saya. Kami berlibur, kesebuah tempat wisata yang ada sungainya, ada perkemahannya dan sangat tenang sekali. Kegiatan rutin kami disana tertebak, bangun pagi, makan, bermain, berlatih, bermain lagi, bermain lagi, bermain kemudian tidur hingga kami bosan dan cukuplah semingguan kami harus pindah lagi, bertemu keluarga baru lagi, beradaptasi lagi. Kali ini kami hdiup di Benalla, saya tinggal bersama dua orang tua yang bisa dibilang seumuran dengan kakek-nenek saya. Kali ini saya kembali tinggal dengan saudara Indonesia saya.

Habislah sudah hari-hari setelah ini di Benalla, hanya 3 minggu, kemudian kami pergi lagi, berkemas lagi.

Saya belajar, selama disana hidup itu singkat buatlah manfaat. 

Kamis, April 26, 2012

1 Book 1000 Smiles


Halo!

Judul diatas sudah mewakili postingan saya kali ini. One Book One Thousand Smilesmerupakan cikal bakal program kami di Excellence English Club di tahun 2012 ini. Kami mengumpulkan buku-buku bekas yang layak pakai dan layak baca bagi anak-anak SD. Sasaran kami kali ini masih sama seperti tahun lalu yakni SDI Miftahusholihin.
Kondisi sekolah yang dimaksud terdiri dari tiga lokal, satu lokal lainnya untuk kantor guru dan dua lokal untuk proses belajar-mengajar dilakukan. Keberadaan SDI ini bisa dikatakan cukup terpencil. Meski Siantan, nama daerah tempat sekolah ini berada, masih disekitaran ibu kota Provinsi Kalimantan Barat, yaitu Pontianak. Tetapi, SDI Miftahusholihin ini berada jauh kedalam dan terletak dekat dengan perkampungan pemulung. Sungai Selamat, nama daerah untuk sebutan sekitar sekolah dasar ini. Sumbangan sukarela dari orang tua murid inilah menjadi sumber gaji untuk membayar guru-guru yang mengajar disini. Tapi kadang kala itupun tidak pasti, guru-guru disini tetap iklas mengajar. Kadangkala jika musim hujan tiba, sering anak-anak tidak masuk sekolah karena mereka sudah tahu pasti mereka akan belajar basah-basahan, melihat kondisi atap sekolah yang bocor. 
Untuk itu kami dari Excellence English Club mengadakan pengupulan donasi buku dan donasi lain (berupa uang atau lainnya) diperuntukan bagi anak-anak di SDI Miftahusholihin ini. Selain itu, kami juga mengadakan e-Teaching, program mengajar selama satu semester (untuk saat ini) yang akan diadakan pada semester depan. Jika ada yang tertarik atau ingin menjadi Volunteer untuk Youth Action #1Book1000Smiles dan #eTeaching bisa menghubungi saya Ollid (085252582008). :’) 

Minggu, Januari 15, 2012

Untukmu kekasih setia

Teruntuk Wanitaku yang paling setia,

Minggu ini aku merasakan rindu yang teramat. Aku lupa membawa gambarmu didalam dompetku. Ya, ini memang aku yang senantiasa larut dalam setiap rindu yang aku tumpuk satu-satu hingga menggunung dan menenggelamkan aku. Jarak kita memang hanya empat jam. Tapi kau tahu? itu saja bisa memisahkan kita hingga sebulan lamanya. Kadangkala mendengar suaramu pun aku masih malu-malu.
Oiya! hari ini aku akan pulang, akan ku bawakan kau oleh-oleh kesukaanmu. Bingke! Tentu rasa spesial yang selalu kau tagih setiap aku akan pulang. Satu lagi, ketika aku datang nanti aku ingin disambut masakan terenak buatanmu. Suguhi aku senyum dan pelukan paling hangat.
Saat membaca ini kau pasti akan dirundungi lebah, sebab kau bungaku.
Kau adalah kekasihku paling setia. Menjagaku ketika dirahimmu. Mengasuhku disetiap tangisku dan mengingatku ketika khilafku. Meski sendiri kau ajarkan aku untuk tahu bahwa hidup itu indah.
Sampai disini dulu, sampai bertemu kembali dirumah. A-ku sang-at rin-du i-bu  :)

Dalam Kasihmu,

Ollid





Sabtu, Januari 14, 2012

Rindu Ayah dan Pelukannya

Untuk Ayah tersayang dipelukan Tuhan,

Ayah apa kabar ? pasti sedang bersantai mingguan dibawah teduhnya langit surga. Disini anak bungsumu baik-baik saja. Oiya, Mama juga baik. Tambah cantik. Hehe. Sekarang Mama lagi senang yah, soalnya kak mala bentar lagi melepas masa lajangnya. Bulan depan tepatnya dia menikah. Sekarang sedang sibuk-sibuknya. Kalau ayah disini pasti jadi wali pernikahannya.
Oiya, olid sekarang semester akhir yah. Bentar lagi wisuda, Asyik!!!
Yah. Sudah 19 tahun yang lalu ayah pergi. Waktu itu olid umurnya baru  dua tahunan. Sekarang ayah tahu? olid sudah lupa bagaimana rasanya pelukan ayah waktu olid menangis atau berhasil menggapai sesuatu. olid rindu itu dan rasanya jika -pun bisa olid minta ayah datang ke mimpi olid ya malam ini.
Itu saja yah. Kalau ayah baca ini segera hampiri mimpi nanti malam ya. Oiya Mama bilang dia juga kangen. ^_^ 

Anak Bungsumu,

Ollid